Pages - Menu

Pages - Menu

Jumat, 10 Juni 2016

Phobia Sekolah

Phobia Sekolah

Phobia sekolah bukan fobia sebenarnya. Fobia ini jauh lebih kompleks dan meliputi gangguan kecemasan perpisahan (separation anxiety), agoraphobia, dan fobia sosial. Apa sebenarnya phobia ini dan penyebabnya? Silahkan baca ulasan lengkap di bawah ini ya 



Fobia sekolah adalah sebuah payung istilah untuk anak yang tidak ingin pergi ke sekolah karena kecemasan, dan kecemasannya tersebut menahannya untuk tetap di rumah. Ini berlawanan dengan anak yang membolos, yang dengan sengaja tidak pergi ke sekolah dan biasanya tidak tinggal di rumah (anak yang lebih tua atau remaja yang membolos sering menunjukkan perilaku anti-sosial, seperti terlibat dalam aktivitas kriminal). 

Anak lain yang membolos lebih memilih untuk bermain di rumah, melakukan hal yang lebih menarik daripada di sekolah, dan berusaha mendapatkan ijin orangtuanya untuk tetap di rumah, tetapi mereka tidak mengalami ketakutan.

3 kelompok yang paling banyak mengalami fobia sekolah
- Pertama, anak yang berumur 5 sampai 7 tahun, dan dihubungkan dengan kecemasan perpisahan.
- Kedua, didominasi oleh anak berumur 11 sampai 12 tahun, yang disebabkan oleh kecemasan yang berhubungan dengan perubahan dari SD ke SMP, dan dihubungkan dengan fobia sosial.
- Ketiga, anak yang berumur 14 sampai 16 tahun dan dihubungkan pada fobia sosial dan gangguan lain seperti depresi dan fobia lain.

Terdapat karakteristik keluarga yang mengindikasikan apakah anak memiliki kecenderungan untuk lebih rentan mengalami gangguan kecemasan seperti fobia sekolah. Indikatornya adalah:
- Terdapat anggota keluarga lain yang menderita masalah yang berhubungan dengan emosi atau kecemasan.
 - Orangtua yang bersikap overprotektif terhadap anak. Hal ini menyebabkan anak lebih sering bergantung pada orangtuanya dan takut pergi sendiri.
 - Anak memiliki ibu yang sangat pencemas, dan kecemasan ibunya dapat terpancar pada anaknya, sehingga membuat anak merasa bahwa ia memiliki alasan untuk cemas. (anak juga dapat meniru ibunya, dan berperilaku dengan cara yang sama dengan ibunya, cemas mengenai hal yang sama)
- Anak memiliki ayah yang hanya memainkan sedikit peran (atau tidak sama sekali) dalam pengasuhannya
 - Anak yang merupakan anak bungsu dalam keluarga sering menjadi yang paling rentan mengalami gangguan kecemasan karena ia dianggap selalu menjadi ‘bayi’ keluarga dan diperlakukan seperti itu. Apalagi, ketika orangtua tahu bahwa mereka tidak akan memiliki anak lagi, mereka kadang-kadang ingin menjaga anaknya tersebut sangat dekat dengan mereka dan, tanpa mereka sadari anak tersebut menjadi terlalu tergantung pada mereka.
 - Anak memiliki penyakit kronis sehingga butuh untuk lebih tergantung pada orangtuanya dan tidak memiliki kepercayaan diri untuk merasa sehat dan kuat dan mampu untuk mengatasi masalah kehidupan.
- Anak sering berperilaku baik dan mampu secara akademis.

Kemungkinan Pemicu Fobia Sekolah meliputi :
- Diganggu oleh anak lain (mengalami bullying)
- Memulai sekolah untuk pertama kali
- Pindah ke sekolah baru dan harus masuk ke sekolah baru dan berteman dengan teman-teman baru.
- Tidak sekolah untuk waktu yang lama karena sakit atau liburan
- Kehilangan (seseorang atau hewan peliharan)
- Merasa terancam oleh kedatangan bayi baru
- Mengalami pengalaman traumatik seperti disiksa, diperkosa, atau menjadi saksi peristiwa tragis
- Masalah di rumah seperti anggota keluarga sakit
- Masalah di rumah seperti perceraian, pemisahan
- Kekerasan dalam rumah tangga atau penyiksaan anak
- Tidak memiliki teman yang baik
- Tidak populer, dipilih pada urutan terakhir dalam kelompok, dan merasa gagal secara fisik (dalam permainan)
- Merasa gagal secara akademik
- Takut pada serangan panik ketika perjalanan ke sekolah atau ketika sekolah.

Demikianlah ulasan mengenai phobia sekolah yang sering dialami oleh anak ketika pertama kali masuk sekolah, Semoda dapat bermanfaat dan terima kasih.

1 komentar:

  1. Sijai: Wah phobia jenis ini ngga boleh didiemin sama ornag tua, harus menyikapi dengan trik tertentu.

    BalasHapus